Scroll untuk baca artikel
DUNIA ISLAMEDUKASIOpini

Takziah di Era Modern: Memadukan Ajaran Islam dengan Teknologi

853
×

Takziah di Era Modern: Memadukan Ajaran Islam dengan Teknologi

Sebarkan artikel ini
ilustrasi

TAKZIAH, yang merupakan salah satu bentuk belasungkawa dalam Islam, terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Meskipun teknologi telah mengubah cara umat Islam menyampaikan rasa simpati dan dukungan kepada keluarga yang berduka, nilai-nilai dasar takziah sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah tetap relevan.

Takziah berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti “menghibur” atau “menguatkan.” Dalam tradisi Islam, takziah bukan sekadar ucapan simpati, tetapi juga merupakan tindakan spiritual yang memperkuat ikatan sosial dan memupuk empati di antara sesama umat. Di tengah kesedihan, takziah mengingatkan bahwa semua yang hidup adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.

Scroll ke bawah
Teruskan Membaca

Dalam Al-Qur’an, khususnya Surah Al-Baqarah (2:156), umat Islam diingatkan tentang kenyataan hidup yang sementara: “Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.”

Baca juga:   Dakwah itu Mengajak Bukan Menghakimi

Ayat ini menegaskan bahwa kematian adalah bagian dari takdir Allah, dan tugas umat Islam adalah menghibur orang yang berduka dengan kesadaran akan kehendak Ilahi.

Sunnah Nabi Muhammad SAW juga memberikan pedoman dalam bersikap kepada orang yang berduka. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Nabi SAW mengajarkan bahwa takziah harus dilakukan dengan cara yang lembut dan penuh empati, menghindari sikap yang bisa menyakiti perasaan orang yang berduka.

Di era digital ini, cara penyampaian takziah mengalami perubahan. Media sosial dan aplikasi pesan instan memungkinkan ucapan belasungkawa disampaikan dengan cepat dan luas.

Namun, dalam penggunaan teknologi ini, umat Islam harus tetap menjaga adab dan niat yang tulus. Takziah digital harus lebih dari sekadar formalitas; ia harus disampaikan dengan empati dan doa yang tulus.

Baca juga:   Pimpinan Ponpes Al Kautsar Dafri Harweli Peroleh Peserta Terbaik ke-1 kelas A Pada Diksuspala

Kehadiran fisik tetap menjadi aspek penting dalam takziah. Di tengah segala kemudahan teknologi, mengunjungi keluarga yang berduka menunjukkan empati yang lebih dalam dan memberikan dukungan moral yang signifikan. Selain itu, penghormatan terhadap tradisi lokal dalam pelaksanaan takziah harus dipertahankan, sambil tetap berpegang pada ajaran Islam.

Takziah, sebagai bagian dari tradisi Islam yang kaya, harus terus dipertahankan dalam semangat yang sesuai dengan zaman. Meskipun metode penyampaian mungkin berubah, prinsip dasar tentang empati, doa, dan dukungan tetap menjadi inti dari takziah.

Umat Islam diharapkan dapat memadukan ajaran agama dengan perkembangan teknologi untuk memberikan dukungan yang relevan dan bermakna kepada mereka yang berduka.

Baca juga:   Ponpes Modern Al Kautsar Muhammadiyah Sarilamak Harau Kabupaten Limapuluh Kota Adakan FGD

Di tengah tantangan zaman modern, penting bagi umat Islam untuk terus memelihara dan memperkuat ikatan sosial melalui takziah, sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, dengan tetap relevan dalam konteks kehidupan yang semakin digital.

Oleh: Dr. H. Firdaus, M.H.I. (Dosen Ilmu Falak Prodi Hukum Keluarga FAI UM Sumbar)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

File not found.